Wednesday, October 16, 2013

6 Momen Terbaik Jerman Di Semifinal Piala Eropa

Agen Bola - agenlive.com - Inilah enam momen terbaik Jerman di semifinal Piala Eropa, seperti tercantum di situs resmi UEFA:

Piala Eropa 1972

Jerman 1-2 Belgia di Deurne, Belgia

Dalam laga yang berakhir dengan kemenangan Jerman 2-1 ini, rasa terima kasih harus disematkan kepada Gerd Mueller. Pemain Bayern Muenchen era 1970-an tersebut, menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol dalam pertandingan ini. Bahkan, ketika melanggeng ke final, Uni Soviet (3-0) pun harus merasakan kehebatan tim asuhan Helmut Schon tersebut.

"Rasa terima kasih harus diberikan kepada Helmut Schon, pelatih besar Jerman yang juga memiliki kepribadian sangat baik. Dia merupakan salah satu orang yang berhasil membawa semua pemain dapat bekerja sama. Dia sangat menyenangkan, dan kami semua sangat senang bisa bersama dirinya, yang sukses membuat tim hebat dari kumpulan pemain," tutur Uli Hoeness.

"Kami tahu Belgia telah mengalahkan Belanda, tim hebat yang berisi sebagian besar pemain klub hebat Ajax dengan Johan Cruyff, (Johan) Neeskens, dan beberapa pemain lainnya. Jika Anda dapat mengalahkan Belanda, berarti Anda merupakan tim yang sangat hebat, dan mereka (Belgia) menunjukan hal itu. Kami tahu laga itu merupakan tugas berat. Tetapi meskipun kami bukan tim yang baik, kami dapat melaluinya dengan sedikit keberuntungan," kenang Franz Beckenbauer.

Piala Eropa 1979

Jerman 2-4 Yugoslavia di Belgrade, Yugoslavia


Dalam babak ini, Yugoslavia sempat menghentak ketika berhasil unggul 2-0 hingga akhir babak pertama. Akan tetapi, Jerman bangkit selepas turun minum, karena berhasil membalikan keadaan menjadi 4-2 lewat tiga gol yang dihasilkan Dieter Mueller dan Heinz Flohe.

"Ini adalah tim yang berbeda. Empat tahun berlalu dan sejumlah pemain yang berasal dari Piala Eropa 1972 dan 1974 tidak dapat bermain lagi. Tim ini sedang mengalami masa transisi, dengan banyaknya pemain muda dan memang sulit bagi kami untuk mempertahankan gelar. Yugoslavia selalu menjadi tim hebat dalam sejarah mereka, jadi sangat sulit ketika melawan mereka. Kami sempat tertinggal, tetapi kami berhasil menyamakan kedudukan sebelum akhirnya menang di babak perpanjangan waktu," papar Franz Beckenbauer.

Piala Eropa 1988

Jerman 1-2 Belanda di Hamburg, Jerman

Bermain sebagai tuan rumah, Jerman berkeinginan untuk merebut gelar ketiga Eropanya. Namun, ambisi itu harus digagalkan oleh sang rival, Belanda, yang sedang mengalami masa emas dengan taktik Total Football. Sempat unggul lebih dulu melalui titik putih Lothar Matthaeus, "De Oranje" mampu mengembalikan kedudukan menjadi 2-1 berkat gol kreasi Ronald Koeman (menit ke-74) dan Marco van Basten (88).

"Harapan untuk memenangkan gelar di negara sendiri sangat tinggi. Kemudian, datanglah laga semifinal melawan Belanda, yang merupakan salah satu tim terbaik dunia, dengan (Marco) van Basten, (Frank) Rijkaard, (Ruud) Gullit, (Ronald) Koemand. Mereka dapat memenangkan laga, dan mampu meraih gelar tersebut. Belanda juga bermain sebagai juara Eropa yang hebat, dengan gol super van Basten di final dan juga Gullit yang merupakan pemimpin lapangan. Mereka tim yang hebat," tandas Juergen Klinsmann.

Piala Eropa 1992

Jerman 3-2 Swedia 3-2 di Solna, Swedia

Dalam turnamen yang digelar di Swedia, Jerman dilanda badai cedera. Namun, Thomas Haessler dan Karl-Heinz Riedle mampu menjawab keraguan sejumlah pihak yang menilai mereka sulit untuk lolos ke final. Meski sempat mendapat perlawan ketat pada akhir babak kedua dari tuan rumah, Jurgen Klinsman dan kawan-kawan berhasil memenangkan laga itu 3-2.

"Bagi saya turnamen di Swedia cukup sulit, karena saya mengalami cedera sebelum turnamen dan banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan. Saya tidak bermain sampai Rudi Voller mengalami patah lengan. Menjalani beberapa pertandingan, saya seperti kembali mendapatkan kepercayaan diri, dan semifinal melawan Swedia membuktikan bahwa kami dapat melaluinya dengan baik. Kami sangat percaya diri, dan mungkin terlalu banyak sebelum di final (kalah dengan Denmark 0-2," ujar Juergen Klinsmann.

Piala Eropa 1996

Jerman 1-1 Inggris (6-5 adu penalti) di London, Inggris

Empat tahun berselang, Jerman kembali bertemu tuan rumah di babak semifinal. Kali ini, lawan mereka cukup berat, yakni Inggris. Mendapat dukungan luar biasa dari penonton, "The Three Lions" mampu unggul cepat berkat gol yang ditorehkan Alan Shearer pada menit ke-3. Namun, mental pemain Jerman dalam turnamen ini luar biasa. Mereka mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1, sebelum akhirnya melaju ke final setelah menang adu penalti 6-5.

"Semua pemain siap menyambut turnamen ini. Kami ingin menunjukan bahwa di tanah Inggris kami pun dapat memenangi gelar ini. Kami sangat ingat apa yang terjadi dari turnamen 1966 (Jerman kalah 2-4 dari Inggris yang berstatus sebagai tuan rumah). Kami mempunyai mental yang kuat. meskipun bermain dengan sembilan atau sepuluh pemain, kami tetap percaya dapat memenangkan pertandingan itu," timpal Berti Vogts.

Piala Eropa 2008

Jerman 3-2 Turki di Basel, Belgia

Pertandingan melawan Turki bisa dibilang adalah laga paling dramatis yang pernah dialami Jerman. Turki unggul lebih dulu berkat gol Ugur Boral (22), lalu jerman mampu membalikan kedudukan berkat gol Bastian Schweinsteiger (26) dan Miroslav Klose (79). Turki kembali membuat skor berubah empat menit sebelum laga usai melalui gol Semih Senturk. Tetapi, gol Philip Lahm pada menit ke-90 akhirnya mampu meloloskan Jerman dari babak tersebut.

"Itu adalah pertarungan yang fantastis dan drama yang hebat di gol terakhir yang mampu memiliki arti banyak. Setelah kebobolan dua gol, mental kami kembali kuat untuk mengembalikan kedudukan. Unggul setelah 2-2 menunjukan karakter kita sesungguhnya. Saya pernah melatih di Turki, dan tahu bahwa mereka telah berkembang cukup baik yang membuatnya sulit untuk dihentikan. Mereka punya antusiasme besar dan teknik fantastis. Kami memang khawatir, dan sedikit beruntung bisa mencetak gol di menit ke-90," kata Joachim Loew.


No comments:

Post a Comment